Rabu, 07 Januari 2015

Project Kaos Oblong



Kriteria Memilih Pasangan


Masih dalam topik besar kebijakan hati kala memlilh pasangan. Kuncinya adalah berfikir jauh kedepan. Kita tak sekedar menikahi seorang wanita, tapi juga menyeimbangi segala adat dan tingkah keluarga pasangan. Kita tidak sekedar memilih seorang istri, tapi juga ibu bagi anak-anak kita kelak.
Sang Junjungan Saw berujar bijak dalam memberi pedoman memilih pasangan, “ Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, atau karena agamanya. Pilihlah karena agamanya agar dirimu selamat (H.r. Bukhari dan Muslim)
Secara eksplisit, dalam hadis tersebut terkandung empat kriteria pemilihan pasangan. Dan sangat ideal, jika seorang laki-laki bisa mendapatkan wanita dengan keempat kriteria itu. Tidak menutup kemungkinan kriteria lainnya semisal kesamaan organisasi, usia, dan sebagainya. Namun, tetap saja empat kriteria itu menjadi pilihan. Catatannya, gunakan agama sebagai parameter awal, bukan yang lain.
Dengan cerdas, Buya Hamka menganalogikan soal ini; “ Agama bisa diibaratkan angka 1, sementara kriteria lain angka 0. Maka saat menilai seorang wanita, sudut pangang inilah yang penting. Jika dia cantik, berarti satu angka nol, ditambah kaya dan berasal dari keluarga dengan keturunan baik pula, jadilah ada tiga angka nol. Dan, tenyata wanita tersebut shalehah, kecakapan agamanya mengagumkan, ditambahlah angka satu.”
Nah, sudut pangang dan niatlah yang kemudian menentukan. Jika kita melihat dati cantiknya dulu, kemudian kaya, keturunannya, baru agama, maka susunan angkanya menjadi 0001. Nilainya tetap 1.
Jika dilihat dari kayanya, agamanya, kemudian keturunanya dan cantiknya, kita punya angka 0100. Jadinya 100. Yang terbaik saat agama menjadi pilihan pertama, dia akan membuat angka nol dibelakangnya berarti. Membuat semuanya berlipat ganda. Tetapi jika melihat agama sebagai pilihan terakhir, bahkan mengacuhkannya, jangan terlalu kaget jika runyamnya rumah tangga akan menyertai hari-hari kita ke depan.
Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuat hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta/tahtanya, mungkin saja harta/tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi, nikahilah anita karena agamanya.Sebab, seorang budak wanita yang saleh meskipun buruk wwajahnya adalah lebih utama. (H.r. Ibnu Majah)

Sumber : Zainur, Egha R.2012.Sehat dan Sukses Pranikah.Pro-U Media:Yogyakarta