HIDROLOGI
DALAM AL-QURAN
Ikhwahfillah Rakmakumullah....
Seperti yang kita ketahui bahwa
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang peredaran air yang ada di
permukaan bumi. Sejak masuk di bangku perkuliahan Jurusan Pendidikan Geografi
semester 1 kita sudah dikenalkan dengan suatu sistem peredaran air di bumi yang
disebut dengan sklus Hidrologi.
Tapi pernahkah kita berpikir,
apakah Al-Quran dan Al-Hadist sebagai hujjah utama kita, ternyata dapat
digunakan sebagai rujukan untuk mempelajari Hidrologi?? Ternyata, di dalam Al
Quran terdapat ayat-ayat yang berkaitan dengan obyek kajian Hidrologi yaitu
ayat-ayat tentang air (113 ayat), hujan (44 ayat), sungai (54 ayat), laut (28
ayat), mata air (23 ayat)
Siapakah yang memulai dan kapan
dimulainya siklus Hidrologi...??
Dalam Al Quran telah dijelaskan bahwa
hujan diturunkan dari langit untuk menghidupkan bumi yang telah mati, sehingga
sebelum ada hujan tidak ada air sedikitpun, di bumi hanya berupa batu batuan
saja. Hal ini dijelaskan dalam Q.S Ar-rum (30/24). Yang artinya sebagai berikut
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia
memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) kekuatan dan harap, dan Dia
menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah
matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang memperagukan akalnya.”
Selain ayat-ayat yang sudah
disebutkan diatas masih terdapat beberapa ayat yang menerangkan bahwa Allah SWT
yang menurunkan air hujan dari langit sehingga terdapat air dan keberlangsungan
siklus hidrologi di bumi (misal : Q.S :2/22; Q.S : 6/99 ; Q.S :10/24 ; Q.S
:14/32). Begitulah Al Quran selslu merupakan petunjuk bagi orang-orang yang
berakal dan beriman.
Apakah jumlah air di bumi ini
bertambah atau berkurang ??
Fakta lain yang diberikan
dalam Al Quran mengenai hujan adalah
bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalah
Surat Az Zukhruf sebagi berikut :
“Dan Yang menurunkan air dari langit menurut
kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati,
seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Q.S : 43:11)
Subbhanallah, ternyata penemuan kekekalan energi
pada siklus hidrologi oleh para ilmuan terkemuka sekitar abad 19-an sudah
disampaikan oleh Rosulullah SAW melalui hadist beliau dan Firman Allah SWT
sejak 15 abad yang lalu. Bagaimana jika
seorang ahli meteorologi sudah mengetahui dan paham makna hadist dan firman
Allah tersebut dan menjadikannya sebagai hujjah???. Tentu hasil analisis mereka
lebih tajam, meyakinkan dan sudah pasti sesuai dengan kehendak Allah.
Demikianlah untuk menjadi Geografi Islam kita tak
hanya mempelajari teksbook ilmu kegeografian saja, akan tetapi kita tetap
menjadikan AlQQuran sebagai petunjuk dan menganalisis fenomena yang terjadi di
bumi, karena sebagai kholifah diatas bumi kita berkewajiban untuk membuktikan
dan menjelaskan ayat-ayat Allah. Itulah merupakan ciri-ciri Ulil Albab (Orang
yang berfikir logis), seperti yang telah dijelaskan dalam (QS.Ali Imron : 2 :
190-191) yang artinya sebagai berikut :
“190.
Sesungguhnua dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191 (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): “ya tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Kemudian, apa yang membedakan ilmuan kebumian muslim dan ilmuwan kebumian
non-muslim??
Seorang geograf muslim, setelah dia mampu
menjelaskan fenomena tersebut melalui isyarat Allah SWT dalam Al Quran, maka
ilmuwan kebumian tersebut akan selalu berkata : “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Kemusian tingkat
keimanan mereka menjadi lebih tinggi, semakin dekat kepada Allah,semakin rajin beribadah, dan
semakin tumbuh kecintaanya kepada Islam. Inilah yang membedakan dan yang
menyebabkan megapa kedudukan geograf yang muslim jauh lebih tinggi dan mulia
dibandingkan dengan geograf lain, karena kita jauh berakal dari mereka.
Sumber : BMKG (Buletin Muslim Kreatif Geografi) Edisi Desember 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar