"sebaik - baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.Semoga bermanfaat bagi anda-anda semua"
Jumat, 13 Maret 2015
Sabtu, 24 Januari 2015
Selasa, 20 Januari 2015
Rabu, 07 Januari 2015
Kriteria Memilih Pasangan
Masih dalam topik besar kebijakan
hati kala memlilh pasangan. Kuncinya adalah berfikir jauh kedepan. Kita tak
sekedar menikahi seorang wanita, tapi juga menyeimbangi segala adat dan tingkah
keluarga pasangan. Kita tidak sekedar memilih seorang istri, tapi juga ibu bagi
anak-anak kita kelak.
Sang Junjungan Saw berujar bijak
dalam memberi pedoman memilih pasangan, “ Wanita itu dinikahi karena empat hal,
karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, atau karena agamanya. Pilihlah
karena agamanya agar dirimu selamat (H.r. Bukhari dan Muslim)
Secara eksplisit, dalam hadis
tersebut terkandung empat kriteria pemilihan pasangan. Dan sangat ideal, jika
seorang laki-laki bisa mendapatkan wanita dengan keempat kriteria itu. Tidak
menutup kemungkinan kriteria lainnya semisal kesamaan organisasi, usia, dan
sebagainya. Namun, tetap saja empat kriteria itu menjadi pilihan. Catatannya,
gunakan agama sebagai parameter awal, bukan yang lain.
Dengan cerdas, Buya Hamka
menganalogikan soal ini; “ Agama bisa diibaratkan angka 1, sementara kriteria
lain angka 0. Maka saat menilai seorang wanita, sudut pangang inilah yang
penting. Jika dia cantik, berarti satu angka nol, ditambah kaya dan berasal dari
keluarga dengan keturunan baik pula, jadilah ada tiga angka nol. Dan, tenyata
wanita tersebut shalehah, kecakapan agamanya mengagumkan, ditambahlah angka
satu.”
Nah, sudut pangang dan niatlah yang
kemudian menentukan. Jika kita melihat dati cantiknya dulu, kemudian kaya,
keturunannya, baru agama, maka susunan angkanya menjadi 0001. Nilainya tetap 1.
Jika dilihat dari kayanya, agamanya,
kemudian keturunanya dan cantiknya, kita punya angka 0100. Jadinya 100. Yang
terbaik saat agama menjadi pilihan pertama, dia akan membuat angka nol
dibelakangnya berarti. Membuat semuanya berlipat ganda. Tetapi jika melihat
agama sebagai pilihan terakhir, bahkan mengacuhkannya, jangan terlalu kaget
jika runyamnya rumah tangga akan menyertai hari-hari kita ke depan.
Janganlah kamu menikahi wanita karena
kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuat hina. Jangan kamu menikahi
wanita karena harta/tahtanya, mungkin saja harta/tahtanya membuatmu melampaui
batas. Akan tetapi, nikahilah anita karena agamanya.Sebab, seorang budak wanita
yang saleh meskipun buruk wwajahnya adalah lebih utama. (H.r. Ibnu Majah)
Sumber : Zainur, Egha R.2012.Sehat dan Sukses Pranikah.Pro-U Media:Yogyakarta
Langganan:
Postingan (Atom)