Jumat, 31 Oktober 2014

Hidrologi Dalam Al-Quran

HIDROLOGI DALAM AL-QURAN

Ikhwahfillah Rakmakumullah....
Seperti yang kita ketahui bahwa Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang peredaran air yang ada di permukaan bumi. Sejak masuk di bangku perkuliahan Jurusan Pendidikan Geografi semester 1 kita sudah dikenalkan dengan suatu sistem peredaran air di bumi yang disebut dengan sklus Hidrologi.
Tapi pernahkah kita berpikir, apakah Al-Quran dan Al-Hadist sebagai hujjah utama kita, ternyata dapat digunakan sebagai rujukan untuk mempelajari Hidrologi?? Ternyata, di dalam Al Quran terdapat ayat-ayat yang berkaitan dengan obyek kajian Hidrologi yaitu ayat-ayat tentang air (113 ayat), hujan (44 ayat), sungai (54 ayat), laut (28 ayat), mata air (23 ayat)

Siapakah yang memulai dan kapan dimulainya siklus Hidrologi...??
Dalam Al Quran telah dijelaskan bahwa hujan diturunkan dari langit untuk menghidupkan bumi yang telah mati, sehingga sebelum ada hujan tidak ada air sedikitpun, di bumi hanya berupa batu batuan saja. Hal ini dijelaskan dalam Q.S Ar-rum (30/24). Yang artinya sebagai berikut

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) kekuatan dan harap, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang memperagukan akalnya.”

Selain ayat-ayat yang sudah disebutkan diatas masih terdapat beberapa ayat yang menerangkan bahwa Allah SWT yang menurunkan air hujan dari langit sehingga terdapat air dan keberlangsungan siklus hidrologi di bumi (misal : Q.S :2/22; Q.S : 6/99 ; Q.S :10/24 ; Q.S :14/32). Begitulah Al Quran selslu merupakan petunjuk bagi orang-orang yang berakal dan beriman.

Apakah jumlah air di bumi ini bertambah atau berkurang  ??
Fakta lain yang diberikan dalam  Al Quran mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalah Surat Az Zukhruf sebagi berikut :
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Q.S : 43:11)

        Subbhanallah, ternyata penemuan kekekalan energi pada siklus hidrologi oleh para ilmuan terkemuka sekitar abad 19-an sudah disampaikan oleh Rosulullah SAW melalui hadist beliau dan Firman Allah SWT sejak 15 abad yang lalu. Bagaimana  jika seorang ahli meteorologi sudah mengetahui dan paham makna hadist dan firman Allah tersebut dan menjadikannya sebagai hujjah???. Tentu hasil analisis mereka lebih tajam, meyakinkan dan sudah pasti sesuai dengan kehendak Allah.
Demikianlah untuk menjadi Geografi Islam kita tak hanya mempelajari teksbook ilmu kegeografian saja, akan tetapi kita tetap menjadikan AlQQuran sebagai petunjuk dan menganalisis fenomena yang terjadi di bumi, karena sebagai kholifah diatas bumi kita berkewajiban untuk membuktikan dan menjelaskan ayat-ayat Allah. Itulah merupakan ciri-ciri Ulil Albab (Orang yang berfikir logis), seperti yang telah dijelaskan dalam (QS.Ali Imron : 2 : 190-191) yang artinya sebagai berikut :

“190. Sesungguhnua dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191 (yaitu) orang-orang yang mengingat  Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “ya tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Kemudian, apa yang membedakan  ilmuan kebumian muslim dan ilmuwan kebumian non-muslim??
Seorang geograf muslim, setelah dia mampu menjelaskan fenomena tersebut melalui isyarat Allah SWT dalam Al Quran, maka ilmuwan kebumian tersebut akan selalu berkata : “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Kemusian tingkat keimanan mereka menjadi lebih tinggi, semakin dekat  kepada Allah,semakin rajin beribadah, dan semakin tumbuh kecintaanya kepada Islam. Inilah yang membedakan dan yang menyebabkan megapa kedudukan geograf yang muslim jauh lebih tinggi dan mulia dibandingkan dengan geograf lain, karena kita jauh berakal dari mereka. 

Sumber : BMKG (Buletin Muslim Kreatif Geografi) Edisi Desember 2012.

Minggu, 26 Oktober 2014

Manajemen Qolbu

BERTAWAKAL KEPADA ALLAH ITU MENENANGKAN

K
ita hidup dengan beragam perihal; ada yang kita senangi, ada pula yang kita ingini. Karenanya, mari kita sikapi segala yang terjadi dalam hidup ini dengan berprasangka baik kepada Allah. Kita yakin bahwa Allah tahu yang terbaik bagi kita---pun batas kemampuan kita. Insya Allah, Allah akan membantu kita melewati segala macam takdir-Nya yang telah digariskan kepada kita. Maka, ketika menghadapi ujian-Nya, bukan keluhan atau protes yang seharusnya kita kedepankan, melainkan syukur dan sabarlah yang patut kita utamakan.
Ketika kita merasa tidak mampu, maka katakan dalam hati, dalam do’a kita “ Ya Allah, Engkau mengetahui batas kemampuanku, Engkau mengetahui batas kesiapanku, dan bantu aku untuk melewatinya.” Segeralah mengucapkan istigfar kepada Allah atas keluh kesah yang sering kita tuturkan, baik yang kita sadari maupun yang tidak. Lalu bersimpuhlah di hadapan Allah Rabb semesta alam seraya memohon yang terbaik menurut pengetahuan-Nya.
Bukankah Allah Swt telah memberitahu kita bahwa justru karena kita telah beriman Ia akan menguji kita—apakah kita akan sabar atau sebaliknya: hanya mengeluh tanpa usaha. Mari kita simak kembali firman-Nya yang mulia ini :
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: “ Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-prang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (Q.s. al-Ankabuut [29]: 2-3)
Kala menghadapi ujian-Nya, maka bersabarlah dan berusahalah untuk menghadapinya dengan tetap mengindahkan rambu-rambu yang ada, jangan halalkan segala cara karena justru itu akan mendatangkan murka-Nya. Bukankah sering kita dengar sebuah kata bijak yang menyebutkan: Kita tidak mungkin dapat mengubah arah angin. Yang bisa kita lakukan adalah mengubah bentangan layar supaya perahu tetap melaju ke arah pelabuhan harapan?
Jadi tawakal itu bukan pasrah tanpa ikhtiar. Berusaha secara maksimal, lalu biarkan Allah yang menentukan hasilnya. Ada pun hasilnya, pasti itu yang terbaik bagi kita.
              Sahl at-Tusturi dalam Jami’ul Ulum wal Hikam mengatakan, “ Barang siapa mencela usaha (meninggalkan sebab), maka dia telah mencela sunatullah (ketentuan yang Allah tetapkan). Barang siapa mencela tawakal, maka dia telah meninggalkan keimanan. Ibnu Rajab rahimahumullah menambahkan—masih dalam Jami’ul Ulum wal Hikam.
            “Tawakal adalah benarnya penyandaran hati kepada Allah’Azza a Jalla untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghhilangkan bahaya baik dalam urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya, serta menyakinkan dengan sebenar-benarnya baha tidak ada yang memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali hanya Allah semata.”
            Semoga firman Allah berikut mampu menenangkan hati kita kala sedang berusaha untuk taakal kepada-Nya, “barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan berang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiaptiap sesuatu (Q.s. ath-Thalaaq [65] : 2-3)
Hamba yang sejati adalah hamba yang mau menerima dan ridha terhadap apa yang Allah takdirkan bagi dirinya. Tetap berprasangka baik (husnuzhan) bahwa itulah yang terbaik bagi dirinya.


Sumber : Hidayat, Umar.2013. Menjadi Lebih Baik Agar Selalu Ditolong Allah. Yogyakarta : Pro-U Media.

Jumat, 24 Oktober 2014

Laporan Aplikom II

LAPORAN APLIKOM II.pdf by Davit Fitri Avridianto

GEOGRAFI PERDESAAN

PROBLEMATIKA WILAYAH PERDESAAN

Wilayah perdesaan menghadapi permasalahan-permasalahan internal dan eksternal yang menghambat perwujudan tujuan pengembangan wilayah perdesaan yang produktif, berdaya saing dan nyaman, Beberapa permasalahan tersebut diantaranya (RPJM Indonesia)
1.    Rendahnya Aset yang dikuasai masyarakat perdesaan, khususnya aset tanah, modal dan sumberdaya.
2.    Rendahnya kualitas SDM di perdesaan yang sebagian besar berketrampilan rendah (low skill).
3.        Terbatasnya pengembangan alternatif lapangan kerja non pertania.
4.        Rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan sarana perdesaan.
5.        Tingginya resiko kerentanan yang dihadapi petani dan pelaku usaha di perdesaan.
6.        Lemahnya keterkaitan kegiatan ekonomi baik secara sektoral maupun spasial.
7.     Meningkatnya kesenjangan pembangunan dan perbedaan kesejahteraan masyarakat desa dan kota.
8.        Meningkatnya konversi lahan pertanian subur dan beririgasi teknis bagi peruntukan lain.
9.        Rendahnya tingkat ketahanan pangan disebabkan oleh rendahnya tingkat penguasaan lahan oleh masyarakat perdesaan dan rendahnya kapasitas petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
10.    Meningkatnya degradasi sumber daya alam dan lingkungan hidup.
11.    Belum ada tata ruang khusus kawasan perdesaan.
12.    Lemahnya kelembagaan dan organisasi berbasis masyarakat.
13.    Lemahnya koordinasi lintas bidang dalam pengembangan kawasan perdesaan.
14.    Masih rendahnya kapasitas kelembagaan dan keuangan pemerintah daerah.
15.    Lemahnya kemandirian desa.

Sumber : Muta’ali,Lutfi.2013.Pengembangan Wilayah Perdesaan.Yogyakarta. BPFG UGM.

PKM Artikel Ilmiah (Lolos Pendanaan DIKTI 2014)

ANALISIS POLA PERSEBARAN PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI KAWASAN INDUSTRI DESA TLOGOPOJOK KECAMATAN GRESIK KABUPATEN GRESIK

Vivi Dwi Lestari, Davit Fitri Avridianto, Inaz Khusnul K, Anang Setyo W
Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK

Pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberculosis di Indonesia. Di Gresik, Pneumonia menjadi penyakit tertinggi ke 4 pada balita dan terbesar di Kecamatan Gresik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran serta titik pusat persebaran penyakit Pneumonia di kawasan Industri Desa Tlogopojok Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik.
Penelitian dilakukan di desa Tlogopojok Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis tetangga terdekat (nearest neighbour analysis) dengan menghitung Nilai T (indeks penyebaran tetangga terdekat).
Berdasarkan perhitungan menunjukkan bahwa nilai T di Desa Tlogopojok memiliki nilai = 0,013168. Hal ini menandakan bahwa pola persebaran penyakit pneumonia di Desa Tlogopojok Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik adalah mengelompok (Cluster). Untuk sumber penyakit penemonia di Desa Telogopojok berada pada koordinat layout peta x = 11,91 dan y = 10,65  atau berada pada koordinat Universal Transfer Mercator (UTM)  681779 mT dan 9209107 mU yaitu terletak di Gubernur Suryo Gang VI Kecamatan Gresik.

Kata kunci : Pneumonia, Kawasan Industri, Pola Persebaran.

ABSTRACT

Pneumonia is the third cause of death after cardiovascular diseases and tuberculosis in Indonesia . In Gresik , Pneumonia becomes 4th highest disease in infants and the largest in the Gresik distric . This research objective is to know the distribution pattern and central point of Pneumonia in the Industrial area of Tlogopojok Village,Gresik distric, Gresik region .
The study was conducted in the village of Subdistrict Tlogopojok Gresik . This research uses descriptive qualitative research design. In the analysis used nearest neighbor analysis by calculating the value T ( index dissemination of nearest neighbors ) .
Based on the calculations show that the value of T in the Tlogopojok village has value  = 0.013168 . This indicates that the pattern of spread of pneumonia in the Tlogopojo Village of  Gresik District is the cluster . For the source of the penemonia disease in the Telogopojok village located at coordinates x map layout= 11.91  and y = 10.65 or be on the coordinates Universal Transfer Mercator ( UTM ) 9209107mT and 681 779 mU is located in the Gubernur Suryo Gang VI Gresik district.

Key Words: Pneumonia, Industrial Area, Distribution Patterns.

PENDAHULUAN

Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kualitas suatu negara.Semakin rendahnya kualitas sumberdaya manusia atau dalam hal ini adalah penduduk maka semakin rendah pula kualitas suatu negara tersebut dan begitupun sebaliknya. Kekayaan sumber daya alam  yang melimpah tidak akan berarti apabila tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik.
Salah satu parameter yang dapat digunakan dalam menentukan kualitas sumber daya manusia adalah dari aspek kesehatan masyarakat. Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2003:146). Demikian pula pada pemecahan masalah kesehatan itu sendiri, banyak faktor yang mempengaruhinya.
Salah satu indikator penting dalam penentuan kualitas kesehatan masyarakat adalah dengan melihat tingkat kesehatan balita. Baik itu tingkat kematian kualitas gizi maupun kesehatan balita itu sendiri. Rendahnya kualitas kesehatan balita menjadi indikator kesejahteraan masyarakat terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan kesehatan balita tersebut. Semakin tingginya tingkat kematian balita dan rendahnya kualitas kesehatan balita, menunjukkan semakin rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan kesehatan balita.
Pneumonia merupakan penyakit saluran nafas bagian bawah, merupakan penyebab kematian utama pada bayi usia di bawah lima tahun (Balita), khususnya di negara-negara berkembang. Menurut Mardjanis (dalam Misnadiarly, 2008:28), Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri, merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita. Di seluruh dunia setiap tahun terjadi lebih 2 juta kematian balita karena Pneumonia (kapanlagi.com.2008).
Di Indonesia, Pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Menurut Direktur Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K) (dalam Tempo interaktif 2010, mortalitas Pneumonia pada 2005 mencapai 23,6 persen. Diperkirakan sebanyak 860.000 balita meninggal setiap tahunnya atau sekitar 98 anak setiap jam. Dari laporan subdit ispa ditjen p2m-pl depkes RI tahun 2007 (dalam kapanlagi.com 2008), dari 31 provinsi ditemukan 477.429 anak balita dengan Pneumonia atau 21,52 % dari jumlah seluruh balita di indonesia. proporsinya 35,02 % pada usia di bawah satu tahun dan 64,97 % pada usia satu hingga empat tahun.
Salah satu daerah yang memiliki kejadian Pneumonia basar di Indonesia adalah kabupaten Gresik. Kabupaten Gresik merupakan salah satu wilayah di Jawa timur yang menjadi wilayah perkembangan kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia. Penyakit Pneumonia merupakan salah satu penyakit utama yang masuk dalam 10 daftar penyakit utama pada balita di Kabupatan Gresik. Untuk melihat jelas gambaran penyakit Pneumonia di Kabupaten Gresik dapat dilihat pada table dibawh ini.

Tabel 1. Penyakit Pada Balita Di Kabupaten Gresik Tahun 2010

NO
NAMA PENYAKIT
JUMLAH
1
Infeksi akut lain pada saluran pernafasan atas
25735
2
Diare
8093
3
Penyakit lain pada saluran pernafasa atas
5933
4
Pneumonia
5025
5
Penyakit kulit alergi/dermatitis/eksim
4214
6
Typus
2232
7
Tonsilitis
2093
8
Acne vulgaris, piodermi,ulkus tropika
1013
9
Bronkitis
890
10
Disentri, amubaisis
818
   Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik Januari - Oktober Tahun 2010

              Dari table diatas diketahui bahwa penyakit peneumonia pada balita di kabupaten Gresik dari Januari-Oktober tahun 2010 menempati urutan ke empat penyakit tertinggi pada balita. Ini membuktikan bahwa penyakit ini merupakan salah satu penyakit utama pada balita di kabupaten Gresik.
Penyakit Pneumonia di kabupaten Gresik tersebar di seluruh wilayah kabupaten baik di pusat kota maupun di perdesaan. Dari keseluruhan penyakit Pneumonia yang terjadi di Kabupaten Gresik, Kecamatan Gresik merupakan kecamatan dengan kecenderungan terjadinya penyakit Pneumonia yang paling tinggi. Seperti yang terlihat pada table kecenderungan penyakit Pneumonia di bawah ini :

Tabel 2. Kecenderungan Penyakit Pneumonia di Kabupaten Gresik
Kecamatan
2008
2009
10-Oct
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Wringinanom
41
1.81
64
1.20
137
2.73
Driyorejo
23
1.01
277
5.18
539
10.73
Kedamean
39
1.72
49
0.92
30
0.60
Meganti
110
4.85
52
0.97
49
0.98
Cerme
219
9.65
403
7.53
478
9.51
Benjeng
269
11.85
435
8.13
553
11.00
Balongpanggang
31
1.37
403
7.53
351
6.99
Duduk Sampean
15
0.66
92
1.72
25
0.50
Kebumas
248
10.93
251
4.69
149
2.97
Gresik
909
40.04
1848
34.55
1464
29.13
Manyar
0
0.00
498
9.31
278
5.53
Bungah
0
0.00
214
4.00
209
4.16
Sedayu
16
0.70
30
0.56
0
0.00
Dukun
219
9.65
329
6.15
486
9.67
Panceng
23
1.01
0
0.00
0
0.00
Ujung Pangkah
83
3.66
384
7.18
247
4.92
Sangkapura
25
1.10
19
0.36
6
0.12
Tambak
0
0.00
1
0.02
24
0.48

2270
100.00
5349
100.00
5025
100.00
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik tahun 2010

Dari tabel diatas diketahui bahwa selama tiga tahun terakhir terjadi kenaikan kejadian penyakit Pneumonia pada balita di kabupaten Gresik, Sedangkan kecenderungan penyakit Pneumonia terbanyak berada di kecamatan Gresik. Dan dari seluruh kejadian Pneumonia di kabupaten Gresik hampir 29,13% berada di kecamatan Gresik.
Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas di Kecamatan Gresik yang berada di kawasan industri diketahui bahwa Desa Tlogopojok memiliki prevalensi kejadian penyakit pneumonia paling tinggi (12.48%) dibandingkan dengan desa-desa lainya. Seperti yang terlihat pada table berikut :

Tabel 3. Data Penderita Pneumonia Balita di Kecamatan Gresik
Puskesmas
Desa
Jumlah Balita
Penderita Pneumonia
Prosentase
Industri
Sido Kumpul
1028
70
6.81

Sukorame
583
62
10.63

Tlogo Patut
353
26
7.37

Ngipik
172
17
9.88

Trate
267
17
6.37

Karang Poh
419
2
0.48
Nelayan
Tlogo Pojok
617
77
12.48

Sukodono
166
4
2.41

Lumpur
487
21
4.31

K. Turi
527
19
3.61
   Sumber : Puskesmas Nelayan dan  Industri 2010

Dari latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pola Persebaran Penyakit Pneumonia Pada Balita di Kawasan Industri Desa Tlogopojok Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik”.

TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran dan titik pusat persebaran penyakit Pneumonia pasa balita di kawasan industri Desa Tlogopojok Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Selain itu untuk mengetahui daerah mana saja yang menjadi sumber persebaran penyakit Pneumonia di kawasan industri Desa Tlogopojok. Sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan pemerintah Kabupaten Gresik atau dinas terkait dalam melakuan upaya pencegahan persebaran penyakit Pneumonia khususnya di Desa Tlogopojok.

METODE

              Penelitian dilakukan di Desa Tlogopojok Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Populasi pada penelitian ini adalah penderita penyakit pneumonia pada balita di kawasan industri. Sedangkan sample yang digunakan disini adalah sample area yang ditentukan secara purposive sampling, yaitu daerah berada di kawasan industri yang diwakili oleh Desa Tlogopojok. Sampel berjumlah 46 titik merupakan koordinat tempat tinggal penderita hasil plotting. Data dikumpulkan melalui teknik dokumentasi dan observasi.
Dalam analisis pola persebaran penyakit Pneumonia ini digunakan analisis tetangga terdekat (nearest neighbour analysis) dengan menghitung Nilai T (indeks penyebaran tetangga terdekat). Sebelum melakukan analisis tetangga terdekat dibuat peta persebaran penyakit Pneumonia di kawasan industri Desa Tlogopojok Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik terlebih dahulu dengan mengolah data peta dan data hasil plotting. Pembuatan peta dengan menggunakan bantuan aplikasi arc view GIS 3.3 dengan langkah pengolahan sebagai berikut : memasukkan data peta RBI Kabupaten Gresik, reposisi, digitasi, editing, transformasi, labeling, mengubah theme dengan unique value, dan terakhir membuat layout peta persebaran penyakit pneumonia pada balita di desa Tlogopojok Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik.
Setelah peta persebaran penuakit pneumonia sudah dicetak, maka untuk analisis pola sebaran penyakit pneumonia di Desa Tlogopojok Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik digunakan analisis tetangga terdekat dengan menghitung Nilai T dengan rumus:
               Rentangan nilai T yang berkenaan dengan pola-pola penyebaran
Penyebaran pada ruang atau wilayah tertentu menurut Sumaatmadja , 1998 adalah
< 1= Menggerombol (cluster pattern), 1 – 2,15 = Random (random pattern) dan  > 2,15     = Tersebar merata (dispersed pattern)
Dalam menggunakan analisis tetangga terdekat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
1. Menentukan batas wilayah yang akan diselidiki
2. Mengubah pola persebaran obyek menjadi pola persebaran titik
3. Memberikan nomor urut bagi tiap titik untuk mempermudah analisis
4. Mengukur jarak terdekat yaitu jarak pada garis lurus antara satu titik dengan titik lain yang merupakan tetangga terdekatnya dan catat ukuran jarak ini
Untuk mendapatkan titik pusat persebaran sumber penyakit pneumonia di kawasan industry dan kawasan bukan industry di kecamatan gresik menggunakan persamaan berikut. Persamaan (Erikson, R & J. Harlin, 1994)


HASIL DAN PEMBAHASAN

Pola Persebaran Penyakit Pneumonia di Desa Tlogopojok. 

Berdasarkan perhitungan jarak tetangga terdekat persebaran penyakit pneumonia pada balita di Kelurahan Tlogopojok dapat dilihat pada perhitungan berikut:
              Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai T di kelurahan Tlogopojok adalah 0.013168. Hal ini menandakan bahwa pola persebaran penyakit pneumonia di Desa Tlogopojok adalah mengelompok. Seperti yang dapat dilihat pada peta persebaran penyakit pneumonia di Desa Tlogopojok dibawah ini:
  

Gambar 1. Peta Persebaran Pnemonia Pada Balita Desa Tlogopojok


Berdasarkan anaisis terhadap pola persebaran penyakit yang telah dilakukan di Desa Tlogopojok, diketahui bahwa daerah tersebut memiliki pola persebaran mengelompok dengan nilai (T= 0,013168). Persebaran pneumonia pada balita tersebar di daerah kawasan pemukiman.

Titik Pusat Persebaran Penyakit Pneumonia di Desa Tlogopojok  

Titik Pusat Persebaran diasumsikan sebagai sumber penyebaran, merupakan titik dimana persebaran penyakit Pneumonia tersebut berada. Berdasarkan hasil penelitian dan pengukuran tetangga terdekat, maka sumber persebaran penyakit pneumonia di Desa Tlogopojok dapat dilihat seperti berikut.

Tabel 4. Data Perhitungan untuk Menentukan Titik Pusat Persebaran Penyakit
Pneumonia di Desa Tlogopojok Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik

No
Lokasi Penderita
Pneumonia
Koordinat
Jumlah Point (w)
wi.Xi
wi.Yi
X
Y
1
1
6,5
13
1
6,5
13
2
2
7,2
12,8
1
7,2
12,8
3
3
6,9
12,5
1
6,9
12,5
4
4
7,2
12,4
1
7,2
12,4
5
5
7,8
12,5
1
7,8
12,5
6
6
7,1
11,8
1
7,1
11,8
7
7
7,1
11,4
1
7,1
11,4
8
8
7,3
11,5
1
7,3
11,5
9
9
7,3
11,4
1
7,3
11,4
10
10
8,2
11,8
1
8,2
11,8
11
11
9,7
11,3
1
9,7
11,3
12
12
9,9
12,1
1
9,9
12,1
13
13
11,6
11,9
1
11,6
11,9
14
14
11,8
12,5
1
11,8
12,5
15
15
12,1
11,6
1
12,1
11,6
16
16
12,1
11,2
1
12,1
11,2
17
17
12,7
11,2
1
12,7
11,2
18
18
13,2
11,6
1
13,2
11,6
19
19
12,8
10,8
1
12,8
10,8
20
20
13,2
10,2
1
13,2
10,2
21
21
13,4
10,2
1
13,4
10,2
No
Lokasi Penderita
Pneumonia
Koordinat
Jumlah Point (w)
wi.Xi
wi.Yi
X
Y
22
22
14,1
10
1
14,1
10
23
23
14,3
10,1
1
14,3
10,1
24
24
14,4
10,5
1
14,4
10,5
25
25
14,6
9,8
1
14,6
9,8
26
26
15,6
10,4
1
15,6
10,4
27
27
15,7
10,2
1
15,7
10,2
28
28
15,8
9,9
1
15,8
9,9
29
29
16
10
1
16
10
30
30
16
9,9
1
16
9,9
31
31
14,8
9
1
14,8
9
32
32
14,5
9
1
14,5
9
33
33
13,8
9,5
1
13,8
9,5
34
34
13,5
9,6
1
13,5
9,6
35
35
12,9
9,4
1
12,9
9,4
36
36
12,9
9,5
1
12,9
9,5
37
37
12,9
9,7
1
12,9
9,7
38
38
12,2
9,6
1
12,2
9,6
39
39
11,6
10,2
1
11,6
10,2
40
40
11,7
10,2
1
11,7
10,2
41
41
11,7
9,9
1
11,7
9,9
42
42
11,8
9,8
1
11,8
9,8
43
43
11,6
9,7
1
11,6
9,7
44
44
11,8
9,7
1
11,8
9,7
45
45
14,5
9
1
14,5
9
46
46
14,2
10
1
14,2
10
Jumlah
548
490,3
46
548
490,3
Rata-Rata Persamaan I
11,91
30435
10,65
86956

11,91
30435
10,65
86956
Sumber : Perhitungan Peta

Untuk mendapatkan sumber penderita pneumonia di Desa Telogopojok, maka dari perhitungan diatas kemudian dimasukkan ke dalam persamaan II :


WX = 548 : 46= 11,91                        WY =  490,3 : 46= 10,65
Jadi, sumber penderita pneumonia di Desa Tlogopojok  adalah (11,91; 10,65)
Sumber persebaran penyakit pneumonia dalam hal ini adalah pusat sumber persebaran penyakit pneumonia pada masing-masing wilayah studi. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan analisis Centrografis Statistik diketahui bahwa di sumber penderita penemonia di Desa  Telogopojok adalah Wx= 11,91 dan Wy= 10,65 dengan koordinat 681779 mT dan 9209107 mU terletak di Gubenur Suryo Gang VI Kecamatan Gresik.
Sumber persebaran diasumsikan sebagai tempat yang pertama kali ada penyebaran. Kemudian bergerak kearah tetangga terdekat dari tertentu. Bila dilihat dari posisinya, pergerakan persebaran di Desa Tlogopojok cenderung lebih merata kesegala arah terutama ke ara barat dan timur.

KESIMPULAN

              Berdasarkan perhitungan menunjukkan bahwa nilai T di Desa Tlogopojok memiliki nilai T = 0,013168 maka dapat dikatakan bahwa pola persebaran penyakit pneumonia di kawasan Industri Desa Tlogopojok Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik mengelompok. Untuk sumber penyakit pneumonia di  Desa Telogopojok adalah Wx= 11,91 dan Wy= 10,65 dengan koordinat 681779 dan 9209107 terletak di Gubenur Suryo Gang VI Kecamatan Gresik.

DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Kab Gresik. 2010. Data jumlah 10 penyakit terbesar di kabupaten gresik. Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik.
Erikson, R & J. Harlin. 1994. Geographic Measurement and Quantitative Analysis. New York : Macmillan College Publishing Company, 866 Third Aveue.
Kapanlagicom.2008.Pneumonia, Penyebab Kematian Balita Nomor Satu. Online. (http://www.kapanlagi.com/a/old/pneumonia-penyebab-kematian-balita-nomor-satu.html, diakses pada tanggal 16 Maret 2014)
Misnadiarly, 2008. Penyakit infeksi saluran nafas Pneumonia pada anak balita, orang Dewasa, usia lanjut. Jakarta. Pustaka Obor Populer.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumaatmaja, N. 1998. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni.

Tempo Interaktif. 2009. Ada Pneumonia Di Dadaku. Online. (http://www.tempointeraktif.com/ diakses pada tanggal 17 Maret 2014 )